Kamis, 08 Juni 2017
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut
maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Substansi metode
tersebut yaitu mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tatacara
yang berlaku pada masyarakat. Sementara data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berdasarkan data primer dan data sekunder, yang
selanjutnya data dianalisis secara kualitatif.
Hasil yang diperoleh dilapangan bahwa
kehidupan sosial budaya masyarakat Using walaupun sudah ada pembangunan,
baik itu dibidang pendidikan maupun kesehatan ternyata mereka masih
memperlihatkan keasliannya yakni sebagain besar menggantungkan hidupnya
disektor pertanian dengan teknologi tradisional. Tanah dan rumah masih
mempunyai nilai yang tinggi untuk sebagai warisan bagi anak-anaknya
kelak. Selain itu, sebagain besar (99%) masyarakatnya pemeluk agama
Islam yang taat, namun begitu tidak menggusur tradisi yang sudah ada
sebelumnya. Hal ini karena masyarakat Using telah memiliki kepercayaan
baik yang bersifat animistis maupun dinamistis. Mereka juga mengakui dan
mempercayai adanya dewa-dewa, roh alam gaib, maupun jiwa dengan
kekuatan gaib yang menguasai alam semesta. Begitu juga dalam upacara
atau selamatan semua peristiwa penting yang menyangkut kehidupan manusia
secara individu tidak mereka tinggalkan.
Mengenai bahasa atau dialek yang dipakai
sehari-hari dalam interaksi sosial adalah dialek Using. Dari pengamatan
maupun wawancara dengan informan, dialek bahasa Using tidak mengenal
hirarki bahasa, juga tidak mengenal tingkat tutur yang mengacu pada
aspek stratifikasi sosial yang berlapis. Masyarakat Using hanya mengenal
santun bahasa terhadap lawan tutur yang sederajat dengan penggunaan
diksi yang mencerminkan rasa hormat vertikal yaitu mertua dan orang tua
yang sudah menunaikan haji.
Dalam sistem kekerabatan, prinsip
keturunan yang berlaku adalah seperti masyarakat Jawa pada umumnya yakni
bilateral. Prinsip ini memperhitungkan hubungan kekerabatan melalui
garis keturunan ayah maupun garis keturunan ibu.